Sabtu, 08 Mei 2010

stapler vs pengokot




STAPLER adalah benda berguna yang sering membantu kita.

Mulai dari orang kantoran sampe tukang manisan, semua merasakan manfaatnya.Kalo sampe hilang serasa bencana.

Orang yang suka pinjam stapler dan ngga balikin, terancam sanksi sosial berupa dicuekin di kantin.

Stapler memegang peranan penting dalam kehidupan. Tapi apa balasan kita?

Boro-boro menghargai, ngasih nama yang jelas aja enggak.

Benda malang ini telah lama hidup dengan nama yang sangat ambigu.

Kadang memang kita menyebutnya stapler, sesuai nama aslinya.

Tapi ngga jarang kita telah melekatkan nama-nama yang kurang terhormat bagi pembantu setia ini.

Sebut saja misalnya CEKREKAN, CEPRETAN, JEGREKAN,

bahkan ada yang menyebutnya : CEPROTAN.!!

Keterlaluan sekali bukan? hehehe....

Benda ini pasti punya nama resmi dalam bahasa Indonesia.

Masalahnya, namanya apa?

Jawabannya ditemukan dari majalah Tempo edisi 6-12, halaman 10, dalam kolom surat pembaca.

Kutipannya adalah:

"imbauan kepada seluruh masyarakat untuk memperlakukan uang rupiah dengan baik, di antaranya dengan tidak melipat, mengokot (stapling)

"STAPLING = MENGOKOT

Dengan demikian aman untuk kita simpulkan bahwa ternyata nama resmi untuk stapler adalah: PENGOKOT...!!!

Seandainya saya jadi si Stapler, mungkin saya lebih memilih dinamain Cekrekan daripada Pengokot - entah kenapa - tapi ya sudahlah...

Mari bersama-sama kita gunakan istilah resmi ini, untuk mempercepat proses penyerapannya dalam kehidupan bermasyarakat.

MISALNYA :

Di kantor: "Boss, ini laporannya perlu dikokot atau cukup dimasukkan ke map..???"

Di tukang foto copy: "Bang, gimana sih lu, masa mengokot aja nggak becus... kan jadi rusak fotokopian gue.!!!"...

Juga saat bercakap dengan teman: "Bawel banget sih jadi orang, lama-lama gua kokot juga bibir lu...!!!

hehehee ............ada yang mau diKOKOT...????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar